MOBILPRESSE.COM – Ethereum kembali mengalami guncangan hebat, dengan harga ETH/USD anjlok melewati batas psikologis $2.700 pada 4 Februari 2025.
Seperti dilansir dari RagamUtama, Aksi jual besar-besaran ini mencerminkan tingginya volatilitas di pasar kripto, meskipun Bitcoin justru berhasil menorehkan rekor baru dengan menembus $102.600 dalam perdagangan intraday.
Ethereum tampaknya masih kesulitan menembus level resistensi $3.000, menandakan bahwa tekanan jual belum mereda. Salah satu faktor yang memperberat beban Ethereum adalah kebijakan perdagangan kontroversial dari Presiden Donald Trump terhadap China, Kanada, dan Meksiko. Sebelumnya, kebijakan ini sempat menyeret harga ETH hingga ke titik nadir $2.250 di awal pekan.
Ketika beberapa tarif perdagangan akhirnya dicabut, pasar sempat bernapas lega, namun ketegangan dengan Tiongkok kembali meningkat, menciptakan gelombang ketidakpastian yang menghantui para investor global. Beijing merespons dengan memberlakukan tarif baru, yang memperburuk sentimen di pasar kripto.
Di tengah gejolak ini, pernyataan dari Eric Trump di platform media sosial X sempat memicu pergerakan kecil dalam harga Ethereum. Ia menyatakan bahwa ini adalah “waktu yang tepat untuk menambah kepemilikan ETH.” Namun, tanggapan publik terhadap pernyataan tersebut beragam, dengan sebagian investor melihatnya sebagai sinyal positif, sementara yang lain mencurigainya sebagai upaya manipulasi pasar.
Sementara itu, proyek DeFi milik keluarga Trump, World Liberty Finance, yang berbasis di jaringan Ethereum, terus berkembang meski menghadapi kendala finansial. Data terbaru dari Lookonchain mengungkapkan bahwa proyek ini baru saja menambah 1.826 ETH ke dalam portofolionya, senilai sekitar $5 juta. Sebelumnya, platform ini mengalami kerugian besar hingga $31 juta setelah membeli 61.114 ETH dengan harga rata-rata $3.354.
Meskipun optimisme sempat muncul, Ethereum masih belum menunjukkan performa yang diharapkan. Prediksi bahwa ETH akan melesat hingga $4.000 pada akhir 2024 kini semakin jauh dari kenyataan, dengan harga yang telah terkoreksi sekitar 40% dari titik tertingginya. Tekanan jual yang masih dominan membuat Ethereum berada di ujung tanduk, mengancam akan menembus garis tren support jangka panjang yang telah bertahan selama hampir 1.000 hari.
Dengan kondisi pasar yang masih tidak menentu, para investor kini menanti apakah Ethereum akan mampu bangkit atau justru semakin terperosok lebih dalam.